Coccinellidae Lady Bug

5 Maret 2014

Contoh Cerita Pendek tentang Pengalaman

Perjuangan membuat Proposal


            Pagi yang cerah tetapi rasa takut sedikit menyelimuti hati  Ghany, Rofi, Erdin dan Abian. 3 hari yang lalu pengurus osis kelas 10 diberikan tugas untuk membuat kegiatan yang belum pernah dilakukan tetapi memungkinkan untuk dilaksanakan. Dan nanti sore tugas itu harus dikumpulkan lalu dipresentasikan kepada para alumni osis.
“ Gimana yan proposalmu sudah jadi apa belum? punyaku tinggal anggaran dananya
    aja.”
            “ Ya belum ghan, kelompoknya erdin sudah apa belum?.”
            “ Kayaknya belum juga, tapi sama seperti kelompokmu.”
            Erdin datang bersama rofi dengan wajah yang serius. Mereka berdua juga bingung apa yang harus mereka lakukan. Tiba-tiba jam pertama berbunyi, mereka sepakat kalau istirahat pertama mereka berkumpul dan menyelesaikan proposal itu.
***
“ Ting, nooong,.... Waktunya istirahat pertama.”
Dengan kompaknya mereka berkumpul di mushola satu persatu, sambil membawa peralatan yang mereka butuhkan. Rofi dan Ghany membawa laptop untuk mengecek hasil pekerjaan mereka, Erdin membawa flashdisk yang berisikan data-data proposal dan Abian membawa buku yang berisikan catatan-catatan.
“ Terus gimana ini ghan.?
“ Ya diselesaikan dulu terus  diprint,dijilid,dan difotocopy.”
“ Yuuuk cepat diselesaikan sebelum terlambat.”
Merekapun bersibuk-sibuk, dan tidak bisa diganggu. Mereka juga saling mengingatkan kalau misalnya proposal temannya ada yang kurang benar. Tapi meski sibuk, namanya juga seorang remaja pasti juga ada guraunya. Sedang serius-seriusnya, laptopnya ghany kehabisan batere untungnya dia membawa charger lalu mengecharge di mushola. Tiba-tiba ada kakak-kakak kelas 12 yang datang menuju ke mushola smbil membawa laptop dan charger.
“ Looh dek kok gak ada tempar buat ngecharge to, gantian ya dek?.”
“ Oooo tidak bisa, ini tempat saya pakai dulu kak, heheheh maaf kak.”
“ Iya wes lah dek gak papa, haduh udah jalan jauh malah gak ada, sebel ah, ayo kembali cari tempat lain”
“ Ayo, itu emang adik-adik gak pengertian.”
            Kakak-kakak itu pergi dengan wajah cemberut dan sepertinya menggerutu di dalam hatinya. Ghany, Rofi, Abian dan  Erdin pun mulai lupa dengan tugasnya karena kakak-kakak kelas 12 tadi, secara tiba-tiba bel berbunyi “ Waktunya jam ke 5 dimulai.” Mereka baru ingat kalau tugas mereka belum selesai, dan jam istirahatpun sudah berbunyi.
            “ Gimana ini Fi? Proposalnya belum jadi semua ini.”
            “ Kalau begini kita harus memakai rencana 171N untuk mengatasinya.”
            “ Sok gaya bahasamu pakai 171N, ya sudah ayo kita lakukan.”
            Merekapun menggunakan rencana 171N untuk mengerjakan proposal. Beberapa waktu kemudian Rofi’ dan Abian sudah selesai, tinggal Erdin dan Ghany yang belum selesai. Rofi dan Abian berkeinginan untuk mengeprint terlebih dahulu tapi Erdin menasihati mereka untuk ngeprint bersama-sama saja, jangan sendiri-sendiri soalnya akan ngeprint di luar sekolah. Akhirnya Rofi’ dan Abian tidak jadi ngeprint setelah mendengar kata-kata dari Erdin. Waktu terus berputar dan tugas Erdinpun selesai, tinggal ghany saja yang belum selesai.
            “ Ayo Ghan cepat selesaikan, semua sudah selesai lho.”
            “ Iya bentar bro, ini juga hampir selesai, cek kembali pekerjaanmu agar nanti gak salah lagi.”
            “ Masbuloh, Masalah buat looh?.”
            “ Leeee Awas nanti salah punyamu.”
            “ sudah-sudah jangan bertenngkar, dan Ghany cepat selesaikan terus Abian di Cek kembali pekerjaanmu.”
            “ Oke Bos.”
            Tugas Ghany pun sudah selesai, tetapi tugas milik Abian dan Rofi salah tentang nama kegiatannya, jadi mereka membetulkannya. Waktu jam sekolah tidak cukup bagi mereka, kesalahan-kesalahan hampir selalu bergantian.
            “ Nah, Salah kan punyamu, dirubah dulu biar benar.”
            “  Iya-iya, tapi sepertinya punyamu juga salah tu.”
            “ Looh iya, kok bisa begini juga ya.” ” BTW din, sepertinya punyamu juga salah.”
            “ Owalah, iya bro, ya sudah ayo di betulkan!.”
            Waktu terus berputas hingga istirahat kedua terdengar, mereka semakin risau, takut dan tergesa-gesa. Untungnya setelah istirahat kedua tugas proposal yang diberikan pada mereka selesai, tetapi mereka hanya satu yang sekarang tidak tau, dimana mereka akan ngeprint. Mereka mulai memilih tempat-tempat untuk ngeprint, setelah disetujui mereka pun mencari Mas Bowo sebagai juru keamanan di SMA Negeri Ambulu.
            “ Ayo cari Mas Bowo, mungkin di BK atau TU.”
            “  Bukan biasanya duduk-duduk di depan ruang guru.”
            “ Ya sudah jangan banyak bicara ayo jalan.”
            Mereka berjalan bersama-sama sambil membawa barang-barang mereka, tetapi setelah mereka mencari Mas Bowo kemana-mana, Mas Bowo tidak ditemukan. Lalu Erdin bertanya pada tukang bangunan yang ada di SMA Negeri, mereka baru sadar kalau Mas Bowo tadi tidak datang kerja, dan tugasnya tadi digantikan oleh Pak Putu.
***
            “ Ting Nong....Waktunya jam ketujuh dimulai.”
            Bel pelajaran terakhirpun berbunyi, mereka berfikiran kalau ngeprint sepulang sekolah, meski waktu yang dipergunakan sangat sedikit. Mereka pun mengikuti pelajaran tetapi mereka tidak bisa fokus untuk belaja karena pikiran mereka masih terbayang bagaimana tugas proposal mereka. Tetapi itu lah tugas seorang pelajar, yaitu belajar bukan hanya membuat proposal saja. Membuat proposal adalah tugas kedua setelah belajar.
***
“ Ting nong.....Jam Pelajaran telah selamat.”
Mereka bergegas pulang dan memutuskan kalau Ghany dan Abian untuk pergi ngeprint sementara Rofi’ dan Erdin mengondisikan teman-teman yang lain. Ghany dan Abian langsung mencari sepeda tetapi mereka tidak menemui tempat print yang tepat, lalu Ghany berpikiran kalau ngeprint di tempat sebelah rumahnya Ghany.
“ Bagaimana kalau di sebelah rumahku?.”
“ Iya, ayo pergi.”
Ghany dan Abian pun pergi ke tempat disebelah rumahnya Ghany. Ketika mereka disana, mereka langsung mengambil posisi. Ghany sebagai pemeriksa apakah masih ada yang salah atau tidak, lalu Abian sebagai penunjuk  File-filenya.
“ Waduh jam satu seperempat kita akan terlambat ghan, acara akan dimulai jam sengah dua, bagaimana ini?.”
“ Kita lebih baik terlambat tapi tugas kita selesai, meski kita gak terlambat tapi percuma kalau kita tidak mengerjakan tugas ini.”
“ Iya sudah, benar juga kamu aku setuju.’
Abian setuju dengan kata-kata dari ghany, dan mereka berdua rela terlambat demi tugas mereka yang harus selesai. Tiba-tiba nasib naas menimpa, banyak kesalahan terjadi, Ghany dan Abian harus membetulkannya kembali. Waktu menunjukan tepat pukul 2. Jantung mereka berdetak kencang karena tugas yang diberikan kepada mereka belum selesai.
Namun akhirnya tugas selesai tepat jam setengah 3, mereka langsung mengambil sepeda motor dan melesat menuju SMA Negeri Ambulu. Untungnya mereka disana tidak diberi hukuman, mereka malah diberi selamat kalau mereka berani mempertanggung jawabkan tugas yang di berikan kepada mereka, meski mereka terlambat.

TAMAT


                      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar