Perjuangan membuat Proposal
Pagi yang cerah tetapi rasa takut sedikit menyelimuti
hati Ghany, Rofi, Erdin dan Abian. 3
hari yang lalu pengurus osis kelas 10 diberikan tugas untuk membuat kegiatan
yang belum pernah dilakukan tetapi memungkinkan untuk dilaksanakan. Dan nanti
sore tugas itu harus dikumpulkan lalu dipresentasikan kepada para alumni osis.
“
Gimana yan proposalmu sudah jadi apa belum? punyaku tinggal anggaran dananya
aja.”
“ Ya belum ghan, kelompoknya erdin sudah apa belum?.”
“ Kayaknya belum juga, tapi sama seperti kelompokmu.”
Erdin datang bersama rofi dengan wajah yang serius.
Mereka berdua juga bingung apa yang harus mereka lakukan. Tiba-tiba jam pertama
berbunyi, mereka sepakat kalau istirahat pertama mereka berkumpul dan
menyelesaikan proposal itu.
“
Ting, nooong,.... Waktunya istirahat pertama.”
Dengan
kompaknya mereka berkumpul di mushola satu persatu, sambil membawa peralatan
yang mereka butuhkan. Rofi dan Ghany membawa laptop untuk mengecek hasil
pekerjaan mereka, Erdin membawa flashdisk yang berisikan data-data proposal dan
Abian membawa buku yang berisikan catatan-catatan.
“
Terus gimana ini ghan.?
“
Ya diselesaikan dulu terus
diprint,dijilid,dan difotocopy.”
“
Yuuuk cepat diselesaikan sebelum terlambat.”
Merekapun
bersibuk-sibuk, dan tidak bisa diganggu. Mereka juga saling mengingatkan kalau
misalnya proposal temannya ada yang kurang benar. Tapi meski sibuk, namanya
juga seorang remaja pasti juga ada guraunya. Sedang serius-seriusnya, laptopnya
ghany kehabisan batere untungnya dia membawa charger lalu mengecharge di
mushola. Tiba-tiba ada kakak-kakak kelas 12 yang datang menuju ke mushola smbil
membawa laptop dan charger.
“
Looh dek kok gak ada tempar buat ngecharge to, gantian ya dek?.”
“
Oooo tidak bisa, ini tempat saya pakai dulu kak, heheheh maaf kak.”
“
Iya wes lah dek gak papa, haduh udah jalan jauh malah gak ada, sebel ah, ayo
kembali cari tempat lain”
“
Ayo, itu emang adik-adik gak pengertian.”
Kakak-kakak itu pergi dengan wajah cemberut dan
sepertinya menggerutu di dalam hatinya. Ghany, Rofi, Abian dan Erdin pun mulai lupa dengan tugasnya karena
kakak-kakak kelas 12 tadi, secara tiba-tiba bel berbunyi “ Waktunya jam ke 5
dimulai.” Mereka baru ingat kalau tugas mereka belum selesai, dan jam
istirahatpun sudah berbunyi.
“ Gimana ini Fi? Proposalnya belum jadi semua ini.”
“ Kalau begini kita harus memakai rencana 171N untuk
mengatasinya.”
“ Sok gaya bahasamu pakai 171N, ya sudah ayo kita
lakukan.”
Merekapun menggunakan rencana 171N untuk mengerjakan
proposal. Beberapa waktu kemudian Rofi’ dan Abian sudah selesai, tinggal Erdin
dan Ghany yang belum selesai. Rofi dan Abian berkeinginan untuk mengeprint
terlebih dahulu tapi Erdin menasihati mereka untuk ngeprint bersama-sama saja,
jangan sendiri-sendiri soalnya akan ngeprint di luar sekolah. Akhirnya Rofi’
dan Abian tidak jadi ngeprint setelah mendengar kata-kata dari Erdin. Waktu
terus berputar dan tugas Erdinpun selesai, tinggal ghany saja yang belum
selesai.
“ Ayo Ghan cepat selesaikan, semua sudah selesai lho.”
“ Iya bentar bro, ini juga hampir selesai, cek kembali
pekerjaanmu agar nanti gak salah lagi.”
“ Masbuloh, Masalah buat looh?.”
“ Leeee Awas nanti salah punyamu.”
“ sudah-sudah jangan bertenngkar, dan Ghany cepat
selesaikan terus Abian di Cek kembali pekerjaanmu.”
“ Oke Bos.”
Tugas Ghany pun sudah selesai, tetapi tugas milik Abian
dan Rofi salah tentang nama kegiatannya, jadi mereka membetulkannya. Waktu jam
sekolah tidak cukup bagi mereka, kesalahan-kesalahan hampir selalu bergantian.
“ Nah, Salah kan punyamu, dirubah dulu biar benar.”
“ Iya-iya, tapi
sepertinya punyamu juga salah tu.”
“ Looh iya, kok bisa begini juga ya.” ” BTW din,
sepertinya punyamu juga salah.”
“ Owalah, iya bro, ya sudah ayo di betulkan!.”
Waktu terus berputas hingga istirahat kedua terdengar,
mereka semakin risau, takut dan tergesa-gesa. Untungnya setelah istirahat kedua
tugas proposal yang diberikan pada mereka selesai, tetapi mereka hanya satu
yang sekarang tidak tau, dimana mereka akan ngeprint. Mereka mulai memilih
tempat-tempat untuk ngeprint, setelah disetujui mereka pun mencari Mas Bowo
sebagai juru keamanan di SMA Negeri Ambulu.
“ Ayo cari Mas Bowo, mungkin di BK atau TU.”
“ Bukan biasanya
duduk-duduk di depan ruang guru.”
“ Ya sudah jangan banyak bicara ayo jalan.”
Mereka berjalan bersama-sama sambil membawa barang-barang
mereka, tetapi setelah mereka mencari Mas Bowo kemana-mana, Mas Bowo tidak
ditemukan. Lalu Erdin bertanya pada tukang bangunan yang ada di SMA Negeri,
mereka baru sadar kalau Mas Bowo tadi tidak datang kerja, dan tugasnya tadi
digantikan oleh Pak Putu.
***
“ Ting Nong....Waktunya jam ketujuh dimulai.”
Bel pelajaran terakhirpun berbunyi, mereka berfikiran
kalau ngeprint sepulang sekolah, meski waktu yang dipergunakan sangat sedikit.
Mereka pun mengikuti pelajaran tetapi mereka tidak bisa fokus untuk belaja
karena pikiran mereka masih terbayang bagaimana tugas proposal mereka. Tetapi
itu lah tugas seorang pelajar, yaitu belajar bukan hanya membuat proposal saja.
Membuat proposal adalah tugas kedua setelah belajar.
***
“
Ting nong.....Jam Pelajaran telah selamat.”
Mereka
bergegas pulang dan memutuskan kalau Ghany dan Abian untuk pergi ngeprint
sementara Rofi’ dan Erdin mengondisikan teman-teman yang lain. Ghany dan Abian
langsung mencari sepeda tetapi mereka tidak menemui tempat print yang tepat,
lalu Ghany berpikiran kalau ngeprint di tempat sebelah rumahnya Ghany.
“
Bagaimana kalau di sebelah rumahku?.”
“
Iya, ayo pergi.”
Ghany
dan Abian pun pergi ke tempat disebelah rumahnya Ghany. Ketika mereka disana,
mereka langsung mengambil posisi. Ghany sebagai pemeriksa apakah masih ada yang
salah atau tidak, lalu Abian sebagai penunjuk
File-filenya.
“
Waduh jam satu seperempat kita akan terlambat ghan, acara akan dimulai jam
sengah dua, bagaimana ini?.”
“
Kita lebih baik terlambat tapi tugas kita selesai, meski kita gak terlambat
tapi percuma kalau kita tidak mengerjakan tugas ini.”
“
Iya sudah, benar juga kamu aku setuju.’
Abian
setuju dengan kata-kata dari ghany, dan mereka berdua rela terlambat demi tugas
mereka yang harus selesai. Tiba-tiba nasib naas menimpa, banyak kesalahan
terjadi, Ghany dan Abian harus membetulkannya kembali. Waktu menunjukan tepat
pukul 2. Jantung mereka berdetak kencang karena tugas yang diberikan kepada
mereka belum selesai.
Namun akhirnya tugas selesai tepat jam setengah 3, mereka langsung mengambil sepeda motor dan melesat menuju SMA Negeri Ambulu. Untungnya mereka disana tidak diberi hukuman, mereka malah diberi selamat kalau mereka berani mempertanggung jawabkan tugas yang di berikan kepada mereka, meski mereka terlambat.
Namun akhirnya tugas selesai tepat jam setengah 3, mereka langsung mengambil sepeda motor dan melesat menuju SMA Negeri Ambulu. Untungnya mereka disana tidak diberi hukuman, mereka malah diberi selamat kalau mereka berani mempertanggung jawabkan tugas yang di berikan kepada mereka, meski mereka terlambat.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar