Coccinellidae Lady Bug

21 Maret 2014

Apa Itu Harga Diri


Salah satu dari beberapa hal yang sangat didewa-dewakan orang beberapa orang, harga diri. Kesalahan yang terjadi karena ketidaktepatan memaknai harga diri menyebabkan orang saling bermusuhan, saling berperang, saling mengumpat, “Ini menyangkut harga diri”.
Lantas dimanakah harga diri kita ditambatkan? Apakah ia diukur dengan seberapa uang yang kita pegang? Ia diukur dengan seberapa keren penampilan kita?! Ia diukur lewat seberapa indah kata-kata yang terucap? Ia terukur dengan seberapa cerdas kita berfikir? Atau apa?

Harga diri itu melekat dalam jiwa. Abstrak, ia tak pernah terukur dengan apa. Semisal ia uang seratus ribu rupiah, dimanapun diletakkan ia akan tetap bernilai seratus ribu. Dimasukkan dalam dompet nilainya seratus ribu, di letakkan di tangan tetap seratus ribu. Diinjak dengan kaki,  nilainya juga tetap seratus. Lantas, apakah jika ia diletakkan dalam kotoran sapi nilainya tetap seratus ribu? Ya! Tetap seratus ribu. Ia tetap uang seratus ribu yang diinginkan oleh orang. Dimanapun ia berada, disitu nilainya tetap sama. Tak berubah meski tempatnya diganti, meski suasananya berubah, meski apa yang dikenakannya berbeda.
Ini bermakna bahwa harga diri kita tak akan pernah berkurang hanya karena ada orang yang berlaku kurang sopan terhadap kita. Ini bermakna bahwa harga diri kita tidak pernah terinjak-injak hanya dengan mengendarai sebuah sepeda butut setelah selama ini tampil macho dengan motor bagus. Ini bermakna bahwa harga diri kita sama sekali tidak berubah meskipun kita menggunakan BlackBerry seharga 6 juta-an setelah sebelumnya hanya menggunakan Nokia 1202 seharga 250ribu. Apa pun yang kita lakukan, kita tetap seperti yang kemarin, dan harga diri kita tetap begitu. Penampilan apa pun tak akan mengubahnya.
Harga diri itu ada di hati. Ia makin berjaya seiring penghargaan diri kita terhadap cerita hidup kita, dan akan berkurang hanya ketika kita tidak lagi menghargai kehidupan kita sendiri, ketika kita menganggap bahwa orang lain selalu lebih baik dari diri ini. Menganggap orang lain lebih bahagia dari apa yang terjadi pada kita, tragis.
Mestinya, tak perlu mencari harta yang banyak jika itu hanyalah alasan untuk berusaha menaikkan rating harga diri, tak perlu memberikan beban Erang-Erang yang terlalu mahal bagi calon mempelai pria hanya karena ingin dikatakan memiliki gengsi tinggi, tak perlu memaksa diri membeli mobil mewah hanya karena ingin dikatakan hidupnya sejahtera. Harga diri adalah masalah seberapa besar kita menghargai hidup, kasih sayang dan orang-orang yang ada di sekitar.
Jaga harga diri dengan berjanji menjadi hamba yang paling berguna, bagi sesama …


Tidak ada komentar:

Posting Komentar