Salah satu dari beberapa hal yang sangat
didewa-dewakan orang beberapa orang, harga diri. Kesalahan yang terjadi karena
ketidaktepatan memaknai harga diri menyebabkan orang saling bermusuhan, saling
berperang, saling mengumpat, “Ini menyangkut harga diri”.
Lantas dimanakah harga diri kita ditambatkan? Apakah ia diukur dengan seberapa uang yang kita pegang? Ia diukur dengan seberapa keren penampilan kita?! Ia diukur lewat seberapa indah kata-kata yang terucap? Ia terukur dengan seberapa cerdas kita berfikir? Atau apa?
Lantas dimanakah harga diri kita ditambatkan? Apakah ia diukur dengan seberapa uang yang kita pegang? Ia diukur dengan seberapa keren penampilan kita?! Ia diukur lewat seberapa indah kata-kata yang terucap? Ia terukur dengan seberapa cerdas kita berfikir? Atau apa?
Harga diri itu melekat dalam jiwa. Abstrak, ia tak
pernah terukur dengan apa. Semisal ia uang seratus ribu rupiah, dimanapun
diletakkan ia akan tetap bernilai seratus ribu. Dimasukkan dalam dompet
nilainya seratus ribu, di letakkan di tangan tetap seratus ribu. Diinjak dengan
kaki, nilainya juga tetap seratus. Lantas, apakah jika ia diletakkan
dalam kotoran sapi nilainya tetap seratus ribu? Ya! Tetap seratus ribu. Ia
tetap uang seratus ribu yang diinginkan oleh orang. Dimanapun ia berada, disitu
nilainya tetap sama. Tak berubah meski tempatnya diganti, meski suasananya
berubah, meski apa yang dikenakannya berbeda.
Ini bermakna bahwa harga diri kita tak akan pernah
berkurang hanya karena ada orang yang berlaku kurang sopan terhadap kita. Ini
bermakna bahwa harga diri kita tidak pernah terinjak-injak hanya dengan
mengendarai sebuah sepeda butut setelah selama ini tampil macho dengan motor
bagus. Ini bermakna bahwa harga diri kita sama sekali tidak berubah meskipun
kita menggunakan BlackBerry seharga 6 juta-an setelah sebelumnya hanya
menggunakan Nokia 1202 seharga 250ribu. Apa pun yang kita lakukan, kita tetap
seperti yang kemarin, dan harga diri kita tetap begitu. Penampilan apa pun tak
akan mengubahnya.
Harga diri itu ada di hati. Ia makin berjaya seiring penghargaan diri kita terhadap cerita hidup kita, dan akan berkurang hanya ketika kita tidak lagi menghargai kehidupan kita sendiri, ketika kita menganggap bahwa orang lain selalu lebih baik dari diri ini. Menganggap orang lain lebih bahagia dari apa yang terjadi pada kita, tragis.
Harga diri itu ada di hati. Ia makin berjaya seiring penghargaan diri kita terhadap cerita hidup kita, dan akan berkurang hanya ketika kita tidak lagi menghargai kehidupan kita sendiri, ketika kita menganggap bahwa orang lain selalu lebih baik dari diri ini. Menganggap orang lain lebih bahagia dari apa yang terjadi pada kita, tragis.
Mestinya, tak perlu mencari harta yang banyak jika itu
hanyalah alasan untuk berusaha menaikkan rating harga diri, tak perlu
memberikan beban Erang-Erang yang terlalu mahal bagi calon mempelai pria hanya
karena ingin dikatakan memiliki gengsi tinggi, tak perlu memaksa diri membeli
mobil mewah hanya karena ingin dikatakan hidupnya sejahtera. Harga diri adalah
masalah seberapa besar kita menghargai hidup, kasih sayang dan orang-orang yang
ada di sekitar.
Jaga harga diri dengan berjanji menjadi hamba yang
paling berguna, bagi sesama …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar